Sungaipenuh,J24 - Memanasnya suhu politik antara Al-Azhar dan Antos- Lendra, pasca ditolaknnyaa paslon yang berjargokan juara kampenye di area sakral Pondok Tinggi akhir-akhir ini. Ditambah lagi dengan tidak diperbolehkan Antos-Lendra blusukan di Kumun Debai. Akhirnya menggelindingkan bola panas.
Azhar yang merupan Cawawako Alfin, mencuatkan bahwa dia merupakan satu-satunya putera asli 24 karat Pondok Tinggi. Tak ayal dalam orasi politik tersebut membuat publik bertanya-tanya. Lantas bagaimana Antos? apakah dia bukan 24 karat Pondok Tinggi?.
“Heran kami, lantas Antos Bagaimana? Malah, bersilebaran di media menyebutkan Antos merupakan satu-satunya orang 3 Dusun yang maju sebagai calon Cawako. Sementara Azhar mengatakan dia satu-satunya 24 karat Pondok Tinggi? logikanya jika tidak 24 karat Pondok Tinggi, berarti tidak 24 karat 3 Dusun?. Kan begitu?”ujar Yoni, Pemuda Kota Sungaipenuh.
Terkait ini, Desrianto Kudri, Tokoh Pondok Tinggi, menuturkan sebenarnya tidak penting meyeret istilah putra asli 24 karat dalam kancah politik. Apalagi disampaikan dalam orasi politik. Bias jadinya. Menjadi wajar apabila publik bertanya Antos 24 karat atau tidak? karena Antos berdomisili juga di Pondok Tinggi.
“Hmm..ya gimana ya. Rumit dan saya tidak tertarik untuk tuturkan soal 24 karat ini. Ini terkait “Rahasio Kato”. Bias jadinya. Saling menghargai sajalah”, ujar Desrianto.
Lanjut, Des hanya menyayangkan adanya tragedi tolak-menolak paslon di Pondok Tinggi dan Kumun Debai. Baginya, jalankan politik dengan tertib dan damai. Tidak perlu juga mempertegas status 24 karat atau tidak. Apalagi di tengah beragamnya etnis di Pondok Tinggi.
“Lain kali jangan sampai terjadi hadang-menghadang. Itu yang lebih penting. Kita akhiri gaya politik semacam itu. Yang dubungkus jangan dibuka. Saling tau posisi, saling tau diri dan saling menghargai. Riang gembira sajalah dalam berpolitik,” tutupnya. ( J24-Heru)
0 Komentar