J24-Saya bukan politisi. Saya juga bukan pakar politik. Saya hanya warga biasa yang senang mengamati rekam jejak para politisi. Siapa dia, apa backgroundnya dan seperti apa visi misinya untuk Indonesia.
Jelang Pilpres 2024, tiga nama muncul sebagai kandidat kuat. Ada Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Dan dari tiga nama itu, saya kok melihat baru Ganjar yang punya gagasan lengkap. Visinya untuk membangun Indonesia lebih terlihat.
Dalam beberapa acara, diskusi MNC Forum, Talk Show Kick Andy, wawancara Najwa Shihab maupun acara lain, Ganjar menunjukkan pada kita tentang ide dan gagasannya memajukan Indonesia. Konsep yang ia tawarkan adalah Indonesia Berdikari. Intinya memaksimalkan potensi kekayaan alam tanpa merusak ekosistem sekaligus pembangunan SDM yang mumpuni.
Kalau saya sih melihatnya, konsep Indonesia Berdikari Ganjar ini sama persis dengan gagasan Bung Karno tentang Tri Sakti. Bagaimana Ganjar ingin mewujudkan Indonesia berdaulat secara politik, berdikari di bidang ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.
Pun dengan sikapnya terkait kelanjutan proyek hilirisasi peninggalan Jokowi. Hanya Ganjar satu-satunya calon presiden yang dengan tegas mengatakan akan melawan negara manapun yang ingin menghalangi Indonesia menyetop ekspor bahan mentah ke luar negeri. Ganjar selalu menekankan. Satu kata, Lawan!
Apakah Prabowo dan Anies pernah bicara soal ini? rasa-rasanya enggak tuh.
Kedua soal berdikari di bidang ekonomi. Praktis, saya tak mendengar ada ide dan gagasan Prabowo dan Anies soal ini. Keduanya masih sibuk menebar gimmick demi mendapat simpati. Hanya Ganjar, yang sudah menyampaikan gagasannya demi mewujudkan Indonesia sebagai negara dengan ekonomi terkuat di dunia.
Salah satu yang ditawarkan Ganjar adalah mengoptimalkan potensi maritim yang kita punya. Ganjar meyakini, dengan 3,2 juta kilometer luas lautan, Indonesia bisa menjadi negara adidaya. Bukan omong kosong belaka, karena sejarah mencatat, Indonesia pernah menjadi negara maritim terkuat pada zaman kerajaan Majapahit dan Sriwijaya.
Saat ini, laut Indonesia praktis baru dimanfatkan oleh para nelayan untuk menangkap ikan. Mayoritas juga nelayan tradisional, dengan alat tangkap yang sangat sederhana. Padahal kata dia, kalau dikelola serius, ikan di laut Indonesia bisa menguasai pasar ikan dunia.
Itu baru satu sisi, perikanan tangkap. Padahal laut kita bak harta karun yang tak terhingga. Ada perikanan budidaya, rumput laut, terumbu karang, energi, minyak, gas bumi, timah, emas dan perak, pasir kuarsa, monasit dan zircon, pasir besi, agregat konstruksi, posporit, kromit dan masih banyak sumber daya alam yang terkandung di lautan kita.
“Kalau semua potensi laut itu bisa dikelola, APBN bisa dinaikkan 100 persen atau bahkan lebih,” kata Ganjar.
Lalu ketiga soal berkepribadian dalam kebudayaan. Kalau soal ini, Ganjar nggak ada lawan. Sejak jadi Gubernur Jateng, komitmen Ganjar soal seni budaya sudah teruji. Ia gelontorkan banyak anggaran untuk menghidupkan kesenian desa. Ia juga yang mewajibkan penggunaan bahasa Jawa dan pakaian adat tradisional nusantara pada seluruh ASN nya.
Tak hanya peduli, Ganjar juga terlibat aktif ikut tampil di tengah para seniman. Ia kerap main ketoprak, wayangan, njaran kepang dan lainnya. Sampai sekarangpun, ia konsisten melakukan itu. Terakhir saat Ganjar asyik main angklung di Bandung dan main pencak silat di Banten. Pemandangan yang tak pernah saya lihat dilakukan Prabowo maupun Anies.
Itulah yang setidaknya saya baca dari gagasan para capres. Sejauh ini hanya Ganjar yang terlihat sudah jelas visinya. Entah yang lain tidak punya atau belum mengungkapkannya.
Dan kita semua menunggu. Agar perdebatan pilihan capres tidak berkutat di hal-hal remeh tak bermutu atau malah sibuk saling menyerang soal ras, agama dan suku. (*/Dikutip dari Akun Twitter GP24P @KakekHalal
0 Komentar