Info Terkini

10/recent/ticker-posts

Selamat Tinggal Budi Setiawan, Golkar Belum Memperhitungkanmu

Awalnya manis. (Foto Istimewa)

Catatan Pinggir Pilkada 2024

Jambi, J24-Pelaksanaan pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 27 November 2024 banyak menimbulkan politik di luar nalar orang waras. Bahkan penentu cakada mutlak ditangan orang-orang Jakarta. Padahal yang mengetahui kandidat cakada, kader partai di daerah. Namun lobi-lobi cakada dibantu calo politik di Jakarta sangat menentukannya dapat berlayar di Pilkada 2024.

Misalkan saja, apa yang dilakukan Partai Pohon Beringin (Golkar). Dua kader terbaiknya harus dikesampingkan demi kepentingan transaksional cakada ke parpol. Kader partai yang selama tahunan telah melakukan sosialisasi cakada kepada masyarakat, jusru di akhir-akhir sesaat pendaftaran di KPU, justru tak diusung partainya sendiri.

Misalkan, yang dialami Anggota DPR RI Periode 2019-2024 Fraksi Golkar, Saniatul Lativa. Sejak usai Pileg 14 Februari 2024 lalu, Saniatul Lativa digadang maju di Pilkada Gubernur Jambi dan telah membuat baliho di seluruh Provinsi Jambi berpasangan dengan Romi Haryanto (Bupati Kabupaten Tanjung Jabung Timur). 

Namun paslon Romi Haryanto-Saniatul Lativa minim mendapatkan dukungan Parpol pemilik kursi di DPRD Provinsi Jambi. Parpol pemilik kursi di DPRD Provinsi Jambi nyaris diborong calon patahana  Al Haris-Abdullah Sani yakni PAN, PKB, PPP, PKS, PDIP, Gerindra, Golkar. 

Satu parpol yang tersisi hanya NasDem. Namun terakhir NasDem memberikan dukungan kepada Romi-Saniatul dibantu koalisi Partai non parlemen PSI, PKN dan Gelora dan memenuhi syarat sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi soal syarat dukungan Pilkada. 

Tapi, dengan tekanan politik di Jakarta, Saniatul harus "dipaksa"mundur dari pencalonan dan tidak lagi mendampingi Romi Haryanto maju di Pilkada Gubernur Jambi. Perjuangan Romi Haryanto untuk maju di Pilkada Gubernur Jambi penuh likaliku. Romi Haryanto memang sengaja dijegal agar patahana melawan kotak kosong. 

Suatu ketakukan yang berlebihan dari Patahana sehingga membuat demokrasi di Provinsi Jambi "rusak"dan parpol hanya mementingkan transaksional Pilkada. Parpol tak lagi mengedepankan potensi kader partai, namun sudah menomorsatukan pilkada transaksional.

Paling menyakitkan lagi dialami Budi Setiawan, Ketua DPD II Partai Golkar Kota Jambi yang juga menjabat sebagai Ketua KONI Provinsi Jambi. Ambisi Budi Setiawan menuju Pilkada Kota Jambi pupus sudah karena "korban" transaksional Pilakda kepada orang-orang Jakarta.

Pengurus parpol didaerah hanya bisa berucap " harus tegak lurus" dengan keputusan DPP. Slogan tegak lurus jadi senjata pengaman bagi pengurus parpol di daerah untuk mencari posisi aman. 

Hampir setahun sudah, Budi Setiawan memantapkan diri maju sebagai kandidat di Pilkada Jambi 2024. Bahkan dirinya sudah membentuk tim pemenangan hingga ke tingkat RT. Awalnya diberitakan Budi Setiawan sudah mengantongi dukungan Partai Golkar.

Pengamat Politik Jambi, Wawan Novianto meyakini bahwa langkah Budi maju di Pilkada Kota Jambi akan membuat kandidat lain was-was. Meski Budi hanya berlatar belakang pebisnis tetapi Budi merupakan petarung handal yang dinilai berpotensi menang.

"Ya lihat saja dulu waktu dia (Budi) maju Ketua KONI Kota Jambi, siapa yang menyangka pertarungan itu dimenangkan dia, lalu saat maju Ketua KONI Jambi sama, begitu pula Ketua DPD Golkar, dia berhasil memenangkannya," kata Wawan belum lama ini.

Wawan menilai, bahwa saat ini survei Budi Setiawan masih di bawah kandidat lain. Namun bukan berarti dia tak mampu melewati survei elektabilitas itu. Sosok Budi yang bermain di akar rumput dan selalu senyap terkadang membuat kandidat lain tak dapat mengikuti langkah politiknya. Apalagi Budi sudah menyakini partai Golkar akan meningkatkan elektabilitasnya dalam jangka waktu 3 bulan.

Wawan mengatakan, jika Budi Setiawan sudah mampu menunjukkan keberhasilannya lewat Pileg 2024. Sebagai Ketua DPD Golkar Kota Jambi, tentu menangnya Golkar 8 kursi di DPRD Kota sudah jadi bukti jika langkah Budi dalam bertarung sudah matang.

Sementara, Budi Setiawan mengungkapkan niatnya maju dalam Pilkada Kota Jambi bukan suatu hal coba-coba melainkan serius. Selaku pebisnis sukses, Budi ingin mewujudkan mimpinya untuk memajukan ekonomi kreatif, UMKM, dan memperluas peluang usaha bagi masyarakat Jambi jika nanti dia diberi amanah menjadi Wali Kota Jambi.

"Izinkan saya Budi Setiawan untuk menghibahkan diri untuk menjadi Wali Kota Jambi. Sehingga pembangunan Kota Jambi ini akan bersinergi," ucap Budi Setiawan.

Budi Setiawan adalah sosok sederhana dan murah senyum ini, terkesan ramah tiap kali bertemu. Delapan atau tujuh tahun lalu, siapa yang mengenal sosoknya. Kecuali mungkin hanya kalangan tertentu. Tapi kini, namanya meramaikan bursa bakal calon Wali Kota Jambi. 

Sosok sederhana yang namanya mulai dikenal dan diingat banyak orang. Dia anak pensiunan TNI. Jejak Budi Setiawan di Partai Golkar bermula saat ia menjadi Ketua Angkatan Muda Partai Golkar Kota Jambi pada 2017. Saat itu Ketua DPD Partai Golkar Kota Jambi adalah Nuzul Prakasa (alm) anak almarhum Zoerman Manap. 

Zoerman Manap (alm) untuk beberapa periode menjadi Ketua Golkar Provinsi Jambi. Budi tak terhenti di situ. Saat suksesi Partai Golkar Kota Jambi pada 2021 ia ambil bagian. Jalannya tak lempang hingga akhirnya majelis “beringin rindang” mengesahkan Budi Setiawan sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kota Jambi 2021 hingga Agustus 2024 ini.
Akhirnya miris. (Foto Istimewa)

Jauh sebelum itu, manuver Budi Setiawan sukses mengantarnya sebagai Ketua Umum HIPMI Kota Jambi 2013-2016. Tak henti di sana, ia kemudian menjadi Ketua KONI Kota Jambi 2017-2021. Dan tak lama setelahnya, ia naik level dengan menjadi Ketua KONI Provinsi Jambi hingga kini. Budi bertransformasi dan mulai diperhitungkan.

Terpisah, Ketua DPD Partai Gelora Kota Jambi, Muhammad Adi Satria, menyatakan bahwa keputusan mendukung Budi Setiawan maju di Pilkada Kota Jambi 2024 sudah matang dan akan diumumkan secara resmi pada Senin, 26 Agustus 2024.

“Partai Gelora mendukung Budi Setiawan. InsyaAllah rekomendasi resmi akan keluar pada hari Senin,” ujar Muhammad Adi Satria, sambil menegaskan keyakinan partainya terhadap kemampuan Budi Setiawan sebagai pemimpin yang ideal untuk Kota Jambi.

Adi menjelaskan bahwa dukungan Partai Gelora kepada Budi Setiawan didasarkan pada penilaian terhadap karakter dan prestasi Budi, yang dianggap mampu membawa perubahan positif bagi Kota Jambi.

“Beliau adalah sosok yang luar biasa, berhasil membawa partainya hingga mendapatkan 8 kursi,” kata Adi, merujuk pada pencapaian politik Budi Setiawan yang berhasil memperkuat posisinya di panggung politik daerah.

Selain itu, Adi juga berharap Budi Setiawan dapat menjadi pemimpin yang tidak hanya mampu menjaga stabilitas, tetapi juga mampu memajukan Kota Jambi di berbagai sektor.

Di sisi lain, Ketua Bapilu Golkar Kota Jambi, Hendri Hutabarat, mengapresiasi langkah Partai Gelora untuk bergabung mendukung Budi Setiawan dalam upaya memenangkan Pemilihan Wali Kota (Pilkada Kota Jambi) mendatang. Ia juga memuji komitmen Gelora dalam memperkuat koalisi yang mendukung Budi Setiawan.

Namun dukungan Partai Gelora, akhirnya sia-sia disaat DPP Partai Golkar justru memberikan surat rekomendasi kepada Maulana, yang bukan kader partai pohon beringin rindang itu. Namun Budi Setiawan yang merupakan kader Golkar ditinggalkan dan tidak mendapat restu maju di Pilkada Kota Jambi 2024. Slogan "tegak lurus dpp" menjadi penguncinya dengan ancaman partai dibelakangnya. 

Selamat tinggal Budi Setiawan, Anda belum diperhitungkan partai yang anda besarkan untuk menjadi kepala daerah, namun Anda cukup sebagai ketua partai dan pebisnis. (J24-AsenKleeSaragih)

Berita Lainnya

Posting Komentar

0 Komentar