Sungaipenuh, J24 - Al-AZHAR dan Timnya selalu menjadi bahan cibiran saat mereka melalukan kampanye. Hal itu karena saat memberikan orasi dalam kampanye sering melakuan umpatan dan hinaan yang ditujukan terhadap pemerintahan Walikota maupun pribadi Ahmadi Zubir.
Seharusnya calon Walikota beserta tim saat kampanye memaparkan visi dan misi à gar masyarakat tau apa progam yang akan di lakukan apabila terpilih nanti, tapi itu tidak di lakukan, sehingga masyarakat beranggapan AL-AZHAR beserta timnya terkesan tidak memiliki Visi dan misi untuk membangun Kota Sungaipenuh
Merasa paling juara membuat tim Al-Azhar menjadi Jumawa dan semena-mena. Kali ini beredar vidio, diduga di Koto Renah. Saat oknum pemuda berorasi. Terdengar ada suara yang seolah menyaut dari belakang dan mengumpat Ahmadi Zubir, sang petahana yang masih diinginkan publik untuk melanjutkan kepemimpinannya.
Bak mulut orang yang tidak mendapatkan pendidikan etika dan budaya Sakti Alam Kerinci. Secara lepas dan tanpa kontrol oknum tersebut berujar tidak pantas dan tidak bermoral. "Mak nyu tegei Ahmadi, Amak nyu tegei Ahmadi ( Biar dia tegang Ahmdi, biar dia tegang Ahmadi)", ujar oknum pendukung Al-Azhar, Selasa (9/4/2024).
Tak ayal mulut kotor dan beraroma tendensius dari oknum tersebut tuai kecaman. Sama halnya dengan pernyataan Al-Azhar di Tanjung yang juga berakhir dengan cibiran yang bertubi-tubi dari warga.
Benar saja, seolah-olah disetiap kampanye Al-Azhar selalu bermuatan ujaran kebencian, bukan membumikan visi-misi. Tidak heran, apabila publik Sungaipenuh menjadi hilang empati kepada Figur Alfin yang lama berkarir luar daerah.
"Mereka kampanye apa kerumunan orang yang menghujat? Kenapa setiap kampanye isinya selalu ada yang kontroversi. Ini pendukung lagi yang mengumpat. Saya mengutuk dan mengecam oknum tersebut", jelas khairil pemuda Sungaipenuh.
Lebih lanjut, pemuda tersebut mengatakan, budaya politik Al-Azhar dan oknum tim tidak sesuai dengan kearifan Budaya Sakti Alam Kerinci. Dimulai dari penghadangan saat AZ-FER konvoi melewati posko AL-Azhar hingga orasi yang bernada tendensius.
"perilaku yang tidak sejuk dan beragam orasi yang tendensius, sama sekali tidak mencerminkan budaya kita orang Sakti Alam Kerinci. Tidah heran masyarakat menjadi antipati terhadap mereka", tutupnya. (J24-Heru)
0 Komentar