Puluhan Emak-Emak Sungai Bungur Kecamatan Kumpeh Demo Di Depan Kantor Kejari Muarojambi


Muarojambi, J24 - Puluhan masyarakat Desa Sungai Bungur Kecamatan Kumpeh Kabupaten Muarojambi mendatangi kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Muarojambi. Mereka meminta agar kasus yang mendera saudaranya Rahmat dihentikan dan Rahmat bisa pulang ke rumah seperti sediakala. 

Rahmat merupakan masyarakat Desa Sungai Bungur. Dia merupakan satu dari sekian banyak warga yang kritis terhadap bangunan di desa setempat. Pada tahun lalu, warga setempat mengeluhkan dengan kondisi Desa itu. 

Pembangunan yang dilakukan oleh Kepala Desa di duga tidak melalui koordinasi dengan masyarakat banyak. Selain itu, masyarakat juga memantau jika Kepala Desa (Kades) jarang masuk kantor di hari jam kerja. 

Menurut warga Desa Bungur bahwa Kades tersebut juga jarang berada di Desa, Kades kebanyakan tinggal di Kota Jambi. Mereka membawa persoalan tersebut kepada pihak pemerintah Kabupaten Muarojambi. 

Disisi lain, Kepala Desa yang tak senang dengan adanya hal itu melaporkan warga yang bernama Rahmat ke Polres Muarojambi. Saat ini kasusnya tengah bergulir dan Rahmat sudah duduk di kursi persakitan. 

Tak mau Rahmat menjadi tumbal seorang, warga setempat memberikan dukungan moril kepada Rahmat dengan melakukan aksi demo di depan Kantor Kejari Muarojambi. Aksi ini didominasi dengan emak-emak. 

Mereka meminta agar Kejaksaan Negeri Muarojambi tidak melanjutkan kasus ini dan segera membebaskan Rahmat, jika tidak masyarakat secara beramai-ramai untuk minta ditangkap bersama dengan Rahmat.

"Kami minta Rahmat dibebaskan. Kalau tidak dibebaskan, kami minta masukkan kami semua ke dalam penjara," ungkap Rusmah warga Sungai Bungur saat demo tersebut.

Menurut Rusmah, banyak kasus-kasus besar yang seharusnya diurusi oleh penegak hukum. Namun mengapa warga yang mengkritik kepemimpinan yang dinaikkan kasusnya. Kalau seperti ini, masyarakat tidak boleh mengkritik. Kalau mengkritik ditangkap," katanya lagi.

Dengan lirih dirinya menyebut jika kasus ini naik, kedepannya masyarakat tidak akan berani lagi untuk mengkritik. Urus saja kasus besar, jangan kasus kritik masyarakat kepada pemimpin, " ujar warga yang lain.

Dalam aksinya,  masyarakat membawa sejumlah hasil pertanian seperti pisang, ubi dan beberapa hasil kebun lainnya. Ini merupakan simbol bahwa mereka adalah masyarakat kecil yang butuh perhatian. 

Aksi mereka disambut oleh Jourdy, perwakilan Kejari Muarojambi dimana mereka menyebut jika kasus ini tengah bergulir dan tengah dalam masa penuntutan. "Nanti aksi bapak dan ibu ini akan menjadi pertimbangan bagi kami untuk menuntut Rahmat," tutur Jourdy. (J24/Red).

BERITA LAINNYA

Posting Komentar

0 Komentar