Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Wali Kota Jambi Maulana tak ingin para Ketua RT hanya menjadi pengurus administratif semata. Mereka diposisikan sebagai garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial, ketahanan lingkungan, dan menangkal infiltrasi radikalisme di tingkat paling dasar masyarakat.
"Ketua RT adalah ujung tombak pemerintahan. Mereka harus punya pemahaman yang kuat, termasuk dalam mendeteksi potensi radikalisme. Densus 88 akan memberi bekal soal ini," tegas Maulana saat konferensi pers, Rabu (23/4/2025).
Maulana menyebut, inisiatif ini terinspirasi dari retreat kepala daerah yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto di Magelang beberapa waktu lalu. Namun, ia mengadaptasi ide tersebut ke level akar rumput - lingkungan RT - dengan pendekatan lokal yang lebih menyentuh dan fungsional.
Selain Densus 88, agenda Retreat RT ini juga melibatkan BNPB, BPBD, dan berbagai instansi lain yang akan memberikan materi lintas sektor, mulai dari mitigasi bencana, penguatan wawasan kebangsaan, hingga pengelolaan sampah berbasis komunitas dan strategi pemberdayaan warga.
"RT bukan hanya perangkat wilayah. Mereka adalah agen perdamaian, pelindung sosial, dan penggerak kebersamaan warga," kata Maulana.
Retreat akan digelar sehari setelah pelantikan Ketua RT pada 15 Mei 2025, menyusul pelaksanaan Pilkate Serentak yang dijadwalkan pada 26 April 2025. Semua Ketua RT yang terpilih akan langsung mengikuti kegiatan tersebut sebagai bagian dari proses integrasi peran mereka ke dalam sistem Pemerintahan Kota.
Di sejumlah Kelurahan, seperti Kelurahan Rawasari, proses seleksi calon RT sudah dilakukan dengan ketat. Sebanyak 22 RT di kelurahan ini akan berpartisipasi dalam Pilkate, dan seluruh calon telah menjalani tes kesehatan dan bebas narkoba.
Program retreat ini merupakan bagian dari visi besar Wali Kota Maulana, yaitu "Kota Jambi Bahagia," yang menempatkan aspek sosial dan kemanusiaan sebagai pilar pembangunan. Ketua RT diposisikan sebagai aktor utama dalam menciptakan iklim sosial yang sehat, demokratis, dan harmonis.
"Kita ingin membentuk pemimpin lingkungan yang berintegritas, peduli, dan tangguh menghadapi tantangan zaman. RT bukan hanya juru bicara wilayah, mereka penentu arah kebijakan sosial di tingkat bawah," tegas Maulana.
Langkah Wali Kota Maulana ini dinilai banyak pihak sebagai terobosan yang berani, menyentuh dimensi keamanan dan sosial secara sekaligus. Dari ruang kecil RT, ia mencoba membangun dinding pertahanan sosial Kota Jambi - dengan strategi yang tak hanya administratif, tapi juga ideologis. (J24/Red).
0 Komentar